INDOBARIAN. Terkait dugaan malpraktik yang menyebabkan kematian terhadap dua pasien di RS Siloam Karawaci. PT Kalbe Farma Tbk selaku pembuatnya memastikan sudah menarik peredaran produk obat yang hanya beredar dikalangan spesialis saja. Ahok selaku Gubernur Jakarta sudah mendapat kepastian penarikan obat Buvanest Spinal dari PT Kalbe Farma yang sudah menunjukan bukti penarikan obat anastesi tersebut sejak tanggal 12 Februari 2015.
Beredar sejak tahun 2007 obat anastesi ini sudah digunakan oleh para dokter saat praktik dan mendapatkan izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) seperti yang diungkapkan oleh Hari Nugroho selaku external communication senior manager PT Kalbe Farma.
Obat ini bukanlah termasuk obat yang mudah didapatkan karena izin penggunaannya hanya untuk ahli medis saja dan terbatas, hari mengatakan selama ini belum ada masalah malpraktik terkait dengan produknya itu. terkait dengan kasus malpraktik yang berujung pada kematian pasien di RS Siloam Karawaci, Hari belum bisa berkomentar banyak
Pihak produsen tidak ingin berandai - andai dengan kasus tersebut dan masih menunggu hasil penyelidikan terkait penggunaan produk Bulvanest Spinal. PT Kalbe Farma sudah berkoordinasi dengan Kemenkes dan BPOM untuk menemukan solusi dari kejadian ini. sehingga diharapkan tidak ada kasus serupa yang terjadi dimasa mendatang yang tentu saja kejadian tersebut membuat masyarakat khawatir.
Salah satu kabar yang cukup membuat miris adalah beredar kabar bahwa dalam kasus ini hanya terjadi kesalahan dalam labeling obat sehingga terjadi kesalahaan saat penggunaanya. untuk pembuatan label saja terjadi kesalahan yang berakibat fatal bagaimana dengan kesalahan saat membuat obat tersebut. sehingga produsen harus meningkatkan pengawasan atas produk yang diedarkan.
PT Kalbe Farma tidak hanya menarik Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4ml dari peredaran. karena selain produk tersebut mereka juga menarik produk Asam Tranexamat Generik 500mg/amp 5 ml dengan batch nomor 629668 dan 63002.
Beredar sejak tahun 2007 obat anastesi ini sudah digunakan oleh para dokter saat praktik dan mendapatkan izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) seperti yang diungkapkan oleh Hari Nugroho selaku external communication senior manager PT Kalbe Farma.
Obat ini bukanlah termasuk obat yang mudah didapatkan karena izin penggunaannya hanya untuk ahli medis saja dan terbatas, hari mengatakan selama ini belum ada masalah malpraktik terkait dengan produknya itu. terkait dengan kasus malpraktik yang berujung pada kematian pasien di RS Siloam Karawaci, Hari belum bisa berkomentar banyak
Pihak produsen tidak ingin berandai - andai dengan kasus tersebut dan masih menunggu hasil penyelidikan terkait penggunaan produk Bulvanest Spinal. PT Kalbe Farma sudah berkoordinasi dengan Kemenkes dan BPOM untuk menemukan solusi dari kejadian ini. sehingga diharapkan tidak ada kasus serupa yang terjadi dimasa mendatang yang tentu saja kejadian tersebut membuat masyarakat khawatir.
Salah satu kabar yang cukup membuat miris adalah beredar kabar bahwa dalam kasus ini hanya terjadi kesalahan dalam labeling obat sehingga terjadi kesalahaan saat penggunaanya. untuk pembuatan label saja terjadi kesalahan yang berakibat fatal bagaimana dengan kesalahan saat membuat obat tersebut. sehingga produsen harus meningkatkan pengawasan atas produk yang diedarkan.
PT Kalbe Farma tidak hanya menarik Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4ml dari peredaran. karena selain produk tersebut mereka juga menarik produk Asam Tranexamat Generik 500mg/amp 5 ml dengan batch nomor 629668 dan 63002.
Tag :
Info Sehat
0 Komentar untuk "Produsen Menarik Peredaran Obat Buvanest Spinal "