Jauhi Anak Dari Tontonan Kategori Dewasa

INDOBARIAN. Pada tahun 90an ari libur akhir pekan adalah hari yang sangat ditunggu - tunggu oleh jutaan anak Indonesia. karena pada hari minggu mulai pagi pukul 7 setelah tayangan berita akhir pekan yang biasa disiarkan oleh stasiun televisi adalah deretan judul acara TV anak - anak sampai disiang hari, Power Ranger, Ultraman, Ninja Hatori, Doraemon, Dragon Ball dan masih banyak judul film yang sangat dinantikan oleh anak - anak pada saat itu. sangat disayangkan pada saat ini kebanyakan stasiun televisi lebih banyak menyiarkan program acara musik yang sebenarnya untuk konsumsi dewasa hingga reality show yang tidak jelas tujuannya. yang penting hanya untuk mendapatkan rating yang tinggi.

Jangan program hiburan yang bersifat edukasi untuk anak - anak, jatah serial animasi yang ditujukan untuk anak - anak pun sangat kurang sekali. karena kalau pun ada anak - anak pada saat ini kurang tertarik untuk menyaksikan program acara tersebut, contohnya anak - anak tidak penasaran dengan alat ajaib yang dikeluarkan oleh robot kucing yang berteknologi canggih, mereka lebih tertarik menyaksikan gosip cerita artis dan program acara musik yang isinya cuman teriak - teriakan ga jelas. bahkan netizen sempat dihebohkan dengan wacana penghapusan beberapa acara animasi anak seperti spongebob dan tom and jerry karena dinilai mengajarkan kekerasan.


Sebenarnya saya sependapat dengan wacana tersebut, tapi wacana tersebut sangat tidak layak mengingat minimnya acara yang dikhususkan untuk usia anak - anak. yang lebih dikhawatirkan apabila wacana tersebut dilaksanakan anak - anak akan lebih banyak menonton acara sinetron yang jelas - jelas lebih mengajarkan perilaku yang buruk apabila sampai ditiru oleh anak - anak. anak adalah peniru yang baik dia akan meniru apa yang dia lihat. ketika dia melihat acara yang memperlihatkan adegan anak dewasa yang berpacaran tentu anak akan meniru adegan yang terdapat pada film tersebut. yang lebih parahnya adegan hubungan pacaran pada film diperankan juga oleh anak - anak.

  
Psikologi klinis Sandy Kartasasmita mengatakan ada dampak perubahan psikologis pada anak yang sering sekali melihat acara yang seharusnya menjadi konsumsi orang dewasa. pada usia anak yang harusnya fokus pada belajar dan bermain dengan sekitar, justru anak dipusingkan dengan "hubungan" pacaran dengan teman sekelasnya. bahkan ada anak usia sekolah dasar yang nekat mau bunuh diri dikarenakan diputuskan oleh teman wanitanya. dan tentu saja ini merupakan bencana moral yang sangat mencoreng kualitas nilai pendidikan pada sekolah.

Seperti penuturan psikolg klinis Sandy Kartasasmita, dampak secara psikologis pada anak yang kerapkali menonton film percintaan terletak pada belum siapnya anak tersebut untuk menangkap informasi yang ia dapatkan. Padahal, secara perkembangan, anak usia di bawah lima tahun memiliki tugas perkembangan sendiri.

Menyanyi merupakan salah satu metode pengajaran untuk mengajarkan anak mengenal warna, binatang, alam dan sekitarnya. tapi kini anak - anak justru lebih senang mendengarkan lagu - lagu bergenre dewasa yang bertemakan percintaan. Sandy Kartasasmita yang juga mengajar di Universitas Tarumanegara menyatakan bahwa dengan mendengarkan bahkan menyanyikan lagu dewasa memiliki dampak yang kurang baik pada perkembangan mental anak secara psikis

Tidak heran pada saat ini banyak tante - tante yang belum cukup umur, maksudnya anak - anak yang masih berusia dibawah 10 tahun tapi sudah bergaya seperti orang dewasa. maka tidak heran banyak sekali kasus percintaan anak SD yang berujung pada pernikahan karena "kecelakaan" dan terlebih tidak adanya sangsi sosial seolah - olah hal tersebut sudah menjadi lumrah dilingkungan. dan tentu saja peribahasa mencoret arang diwajah sudah tidak berlaku lagi.


Tag : Info Sehat
0 Komentar untuk "Jauhi Anak Dari Tontonan Kategori Dewasa"

Back To Top